Perkuat Kerukunan Beragama, Kabid Humas Sosialisasikan "Kurikulum Cinta" dan Sistem Peringatan Dini Konflik Sosial

 


Jayapura – Kepolisian Daerah Papua terus berkomitmen menjaga stabilitas keamanan dan harmoni di Tanah Papua melalui pendekatan preemtif yang humanis. 


Hal ini ditegaskan oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Cahyo Sukarnito, S.I.K., M.K.P., saat memberikan materi dalam kegiatan Sosialisasi Kurikulum Cinta dan Early Warning System (EWS) Peringatan Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan bagi penyuluh lintas agama di Kota Jayapura, Kamis (18/12/2025). 


Dalam paparannya, Kombes Pol. Cahyo Sukarnito menjelaskan bahwa Papua memiliki karakteristik sosial budaya dengan keberagaman yang sangat tinggi. Oleh karena itu, potensi benturan antarkelompok harus dideteksi sejak dini agar tidak berkembang menjadi konflik terbuka yang mengancam stabilitas nasional.


"Polda Papua mengedepankan pendekatan soft power melalui 'Kurikulum Cinta' dan penguatan Sistem Peringatan Dini (SPD). Kami ingin memastikan setiap potensi gesekan diidentifikasi dengan cepat melalui fungsi intelijen, peran Bhabinkamtibmas, serta sinergi erat dengan tokoh agama dan tokoh adat," ujar Kabid Humas.


Lebih lanjut, Kabid Humas menjabarkan tahapan penanganan konflik sosial yang berlandaskan pada UU No. 7 Tahun 2012, meliputi pencegahan, penghentian konflik dan pemulihan pascakonflik.


Kombes Pol. Cahyo menekankan bahwa penyuluh lintas agama memiliki peran krusial dalam memberikan edukasi yang menyejukkan. Melalui pemantauan informasi yang berkelanjutan dan komunikasi yang intensif, penyuluh dapat membantu Polri dalam memitigasi berita hoaks atau provokatif yang bernuansa keagamaan.


"Tujuan utama kita adalah menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai, meningkatkan toleransi, serta melindungi jiwa dan harta benda masyarakat. Pendekatan kultural menjadi kunci utama menjaga kerukunan di Papua," tambahnya.


Melalui kegiatan ini, diharapkan para penyuluh lintas agama dapat berperan aktif sebagai mitra strategis Polri dalam menyampaikan pesan-pesan damai, memperkuat toleransi, serta membantu mendeteksi dan mencegah potensi konflik sosial berdimensi keagamaan sejak dini.


LihatTutupKomentar